Biaya Umrah Saat Pandemi Mengalami Kenaikan
Biaya Umrah Saat Pandemi Mengalami Kenaikan, Kepala Bidang Umrah Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Zaky Anshary mengatakan bahwa biaya umrah selama pandemi mengalami kenaikan. “Biaya Umrah terbaru diputuskan dan disepakati bersama dengan Kementrian Agama (Kemenag) harga minumumnya adalah Rp.26 juta,” ungkapnya kepada Kompas.com,Rabu (4/11/2020).
Syarat terbaru Umrah saat pandemi , batas usia antara 18-50 tahun.Zaky menuturkan , kisaran harga Rp.26 juta membuat para jamaah tinggal di hotel bintang tiga menjadi sebuah masalah.”Pelaksanaannya, sekarang umrah tidak bisa di hotel bintang tiga, karena dari Arab Saudi syarat umrahnya hanya boleh di hotel bintang empat dan gintanglima”, ujar Zaky. Jika menguikuti regulasi terbaru, maka harga umrah selama pandemi Covid-19 berada dikisaran Rp.32-35 juta dengan pilihan hotel bintang lima Grade C atau yang termurah.
Biaya Umrah Saat Pandemi Mengalami Kenaikan, Selain itu, kenaikan harga pada kisaran Rp.30 juta tersebut didasari pada ketentuan pesawat Saudi tidak boleh transit dan langsung menuju Arab Saudi.”Kemungkinan harga minimum akan berubah.Sekarang harga itu tidak bisa dijalankan karena terikat dengan aturan hotel harus bintang empat atau lima dan pesawat harus penerbangan langsung,”ujar Zaky. Faktor lain yang membuat harga biaya umrah mahal, setibanya di Arab Saudi, bus yang digunakan para jamaahpun dibatasi kapasitasnya dari yang biasanya diisi oleh 48-50 orang menjadi 20-22 orang. Kamar hotelpun yang sebelumnya dapat diisi oleh maksimal empat orang kini hanya boleh maksimal dua orang. Saat ini Zaky mengatakan , bahwa pajak hotel disana naik menjadi 30 persen.”Pemandu juga harus orang Arab Saudi.Sebelumnya bisa orang Indonesia. Itu menambah kenaikan harga,” pungkas Zaky.
Biaya Umrah Saat Pandemi Mengalami Kenaikan, Zaky juga menjelaskan ada komponen-komponen baru yang harus dimasukkan dalam biaya umrah pandemi. Salah satunya adalah soal biaya tes PCR yang ditanggung masing-masing individu jamaah.
“Ada beberapa komponen biaya yang perlu penyesuaian. Pertama, biaya tes PCR minimal 2x di Indonesia dan saat akan balik ke Indonesia .sekali tes Rp. 1,2 juta, dikali dua Rp. 2,4 juta,”urai Zaky.
Selanjutnya adalah biaya connecting jamaah dari daerah menuju ke Jakarta. dimasa pandemi, keberangkatan hanya bisa dari Jakarta, tidak bisa dari kota lain. Untuk itu proses pemindahan jamaah dari masing-masing menuju ke Jakarta juga perlu dipikirkan. Dimana mereka akan menginap? Dimana mereka akan menjalani tes PCR? apakah biaya connecting itu akan include atau exclude didalam paket? itu juga harus dijelaskan ke jamaah.
Baca Juga : Biaya Umrah Masa Pandemi